Email Subscription box byLatest Hack

14 October 2012

Review - Kata Hati karya @benzbara_



Prolog

Semalaman saya menyelesaikan buku yang sudah saya incar-incar sejak awal peluncuran ini. Sayangnya tidak saya dapatkan di toko buku langganan saya. Alhamdulillah, melalui jejaring sosial twitter saya mendapat referensi sebuah akun yang menyewakan novel, @R_Novels. Koleksinya lengkap dan salah satunya adalah ‘Kata Hati’ karya Bernard Batubara atau dikenal di twitter dengan akun @benzbara_ yang juga pemilik akun @RadioGalauFM berikut penulis buku dan script filmnya. Saya gak akan ngebahas yang lain, saya cuma akan mereview lewat keterbatasan saya berbahasa.

Sinopsis

Mengulang kisah di buku ini, menceritakan seorang Randi yang berusaha menyembuhkan luka hatinya akibat perselingkuhan yang dilakukan Dera, kekasih yang telah bersamanya selama lima tahun. Luka itu jelas masih membekas mengingat lamanya kebersamaan mereka. Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari saat bersama pun membayangi di tiap sudut kota terutama Djandello Koffie, kafe tempat mereka biasa menghabiskan waktu.

Tapi ditempat itu pula lah, Randi bertemu Fila. Gadis yang secara pintas diliatnya di kafe berujung pada penyembuhan luka hatinya selama ini. Hubungan mereka berlanjut akrab hingga tumbuh benih-benih cinta tanpa disadari. Di tengah mekarnya perasaan yang bersemi diantara keduanya, sosok Dera muncul lagi. Dera, yang ingin kembali ke pelukan Randi mengancam keberadaan Fila yang trauma ditinggalkan oleh orang yang ia sayang.

Tapi, semua dijawab oleh kata hati. Dera memilih pergi bersama Andre, selingkuhan yang kemudian menjadi pacarnya. Orang yang menginginkan Dera yang mana ‘diinginkan’ adalah perasaan yang tak bisa lagi diberikan Randi. Randi sendiri memilih bersama Fila yang awalnya pesimis bahwa bisa bersama Randi sejak kemunculan Dera. Fila sendiri akhirnya dapat mengungkapkan perasaannya dan menahan orang yang paling disayanginya, dan tak lagi kehilangan. Semua berakhir bahagia dengan senyuman Randi dan Fila dari Djandello Koffie, aroma kopi-cokelat dan kumpulan foto mereka.

Review

Kisah yang menceritakan tentang kehilangan dan membuka diri adalah inti buku ini. Seseorang boleh saja terluka tapi mereka harus tetap realistis menghadapi hidup. Membuka diri adalah salah satu cara mengobati luka tersebut. Lucu, semalam saya baru saja membahas tentang ‘membuka diri’ dengan seorang teman.

Gaya bahasa buku yang termasuk genre populer ini jelas biasa saja. Bahasa sehari-hari yang nyaman dan tak susah ditangkap. Penggabungan kata menjadi suatu kalimat pun tak perlu ritme yang saling melengkapi satu sama lain.

Saya selalu kagum dengan penggambaran detail tempat, dan Bara adalah salah satu yang membawa saya langsung ke tempat di dalam ceritanya. Saking penasarannya, saya googling juga gambar Djandello Koffie ini. Dan saya rasa, suatu hari saya harus kesana. Sebagai penikmat kopi, juga buku.

Tapi dari semua kebahagiaan cerita dan kekaguman, saya merasa buku ini amat datar. tidak ada ‘merinding’ yang biasa saya rasakan saat membaca. Garing sih tidak, hanya mungkin kurang feel. Itu pula tampaknya yang menyebabkan saya dapat dengan cepat menyelesaikan cerita ini. Tidak dengan buku lain yang mana saya ingin berlama-lama tenggelam didalamnya.

Tapi buku ini sukses membuat saya penasaran dan begitu menyelesaikannya saya mendapat kepuasan yang lebih lagi. Takjub. Mempelajari ‘kehilangan’ dan ‘membuka diri’. Salut :)
Categories: ,

0 comments:

Post a Comment