Email Subscription box byLatest Hack

30 November 2021

Jakarta Sudah Usai

Malam ini aku bermimpi. Untuk mengakhiri cerita ini. Dengan senyum dan tawa geli.


Kamu dan dia dengan buasnya hadir semalam merasuki. Ia tak menggila, malah menebar tawa. Sepertinya itulah sifat asli dari pria yang penuh cinta. 


Kita bertukar cerita. Tentang dunia-dunia yang terlintas di pikiran. Tentang cinta yang tak tersampaikan. Tentang musik yang hinggap di telinga. Tentang persimpangan yang tak pernah dijumpa. Tentang karakter-karakter yang tak pernah ada. Tentang buku yang ditulis berdua. Tentang gelembung yang tak pernah pecah. Penuh di dada.


Air mata singgah di ujung mata. Ada tangis, ada tawa. Tapi kita sadar, aku sadar. Bahwa semesta kita sudah sampai di ujungnya. Waktu yang tepat untuk mengakhirinya dengan senyum dan tawa.


Ia hanya berkelar, "Finally i’m number one."


Yeah, from now. Aku bahkan tidak tahu bahwa selalu jadi yang pertama. Until now.


Sampai jumpa di pertemuan pertama kita. Kelak. Jika semesta mengijinkan.


Jakarta sudah usai. Ketika aku bangun pagi ini.

21 August 2021

Adik

 Aku punya adik yang tak pernah kumiliki. Yang aku tau, kepalanya peyang-karena terantuk meja saat kugendong kala ia berumur 3 bulan-, dan doyan makan Indomie. Sekali makan bisa dua bungkus. Baik kuah maupun goreng.

Aku juga hanya tau ia lahir kemarin, 21 tahun lalu. Saat ia lahir, tak ada keluarga yang menemani ibu. Hanya petugas intel teman kakak yang dititipi kala itu. Rasanya ibu jadi orang penting.

Ia jadi rebutan di keluarga besar, baik ayah maupun ibu. Kemana pun nasibnya kala itu, akan baik-baik saja kelak.

Aku juga hanya tau ia suka jejepangan. Sepertiku. Hanya lebih ekstrim. Jauh, lebih ekstrim. Aku punya kaos souvernir dari jepang yang dibawakannya saat berlibur ke sana. Sekarang sudah jadi kain pel.

Yang aku tidak tau, apa ia tau aku kakaknya?

Rasanya ingin berbincang lepas seperti orang pada umumnya. Menanyakan hari-harinya sebelum ia naik ke renjana. Sekadar bercanda gurau ala kakak-beradik, atau mengajarkannya hal-hal baru. Sleepover party kala duka melanda seperti yang lalu. Menasihati tentang hidup dan dunia pekerjaan agar ia kelak lebih berhati-hati melangkah, memberi jokes garing ala bapack-bapack, tau sekedar menggoda pengalaman romansa yang sedang dijalaninya.

Apapun itu, ia tumbuh dengan baik. Tidak ada yang lebih penting dari itu.

Tidak Ada

Tidak ada orang tua yang ingin menguburkan anaknya.

Aku paham sekarang betapa larutnya kesedihan ibuku saat adik bungsu yang sudah tak kuhapal lagi mukanya itu meninggalkan kami duluan.

Ia hidup terlalu singkat, kami hidup terlalu lama berlumur dosa.

Doaku di akhir wajib selalu sama. Panjangkanlah umurnya, jauhkanlah penyakit darinya. 

Karena tidak ada orang tua yang ingin menguburkan anaknya.