Email Subscription box byLatest Hack

16 October 2012

Lelaki Dengan Gelembung Air Di Sudut Matanya

‘Lalalalaaa… Goodbye days’


Lirik tersebut kemudian ditutup outro singkat sebelum keheningan setelahnya tercipta. Sesingkat hidup manusia tanpa kita sadari. Lagu itu mengalun menemani perjalanan pulangku dari keriaan yang belum hilang efek semalam. Diselang itu, ada kabar yang sangat pas dengan lirik akhirnya.


Dari sebuah broadcast teman, kudapati nama yang kukenal.


“Meninggl pacex yuni kodng td subuh„ smg Om prg dgn tenang n diampuni sgla dosa2x..”



“Yuni Chubz?” BMku paginya
“Iyah,” balas yang disana



Jantung berdegup lebih kencang. Seketika nyawaku mengumpul, mencari tau arah dan cerita. Ya, tidak salah lagi. Ayah salah seorang teman baikku telah berpulang, dipanggil lebih cepat dari kita yang tersisa untuk jadi peringatan. Setahuku memang, belakangan beliau sedang sakit, kini ia meninggalkan sakit.


Saya ingat ketika pertama sekaligus terakhir melihatnya, lebaran hari kesekian sepertinya. Hardikan diterima dari anaknya yang kutau betul kebaikan hatinya. Ia hanya tak tahan lagi. Mata yang kutatap selama dua detik sebelum kulempar kembali pandanganku pada gelas cola, mengisyaratkan penyesalan, perbaikan dan kemauan yang keras dibalik cekungnya. Raganya yang kerontang seperti tak siap menerima pembalasan, begitu rapuh bersama hatinya. Tatapan keras itu hanya jadi auman kucing dibanding segalanya yang mengabaikannya.


Aku tak tahu apa-apa. Aku tak terlalu mengenalnya. Aku hanya kenal anaknya, yang kutau betul kebaikan hatinya. Ia hanya tak tahan lagi.


Ia lelaki dengan gelembung air di sudut matanya.


Istirahat yang tenang disana.

0 comments:

Post a Comment