Email Subscription box byLatest Hack

13 October 2012

Review - Fate karya @Namirasicha



Akhirnyaaaaa… lanjutan ‘A Thousand Years’ keluar juga sampai di chapter akhir. Kali ini si penulis pinter, ngupload chapter demi chapter perlahan-lahan. Niat bikin mati penasaran ato apa nih buu… hehe :pV

Tapi sebenarnya tau kok, dia kerepotan di proses editing. Seorang penulis pasti ingin tulisannya yang dibaca banyak hati dengan mulus tanpa celah. Yap, tapi disinilah tugas saya mereview, untuk menemukan celah. Jahat banget yah kedengarannya :p

Oke lanjuuuuutttt??! *ala-ala Ariel*

Yaudah karena gak ada yang nyahut jadi saya lanjut aja yah.

Fate, judul yang diberikan pada novel bergenre popular yang satu ini sama menghanyutkannya dengan pendahulunya ‘A Thousand Years’.  Alur yang bagai ombak mengombang-ambingkan pembacanya hingga tak ingin ke tepian sebelum selesai membaca. Seperti saya, juga Dede teman saya yang sudah terbius dan meminta novel lanjutan ini yang sudah kukirim pagi tadi. Lemparan-lemparan lorong waktu di kisah gelembung Luca-Jenna kali ini juga membawa pembaca flash back ke kisah novel sebelumnya. Dan plot, ini yang paling menarik. Bagi saya lebih menceritakan proses bertahan terhadap hati yang sudah ditakdirkan. Bagaimana Jenna bertahan tanpa Luca yang menemani  Monika mantannya yang pernah mencampakkannya dulu. Lalu Jenna yang kemudian bertemu Keegan. Kali ini saya benar-benar tidak bisa menebak alur cerita. Awalnya saya kira Keegan bakal mirip Mario sehingga konflik perasaan akan makin dalam menonjol disini. Tapi tampaknya penulis menolak kisah mainstream di sinetron-ftv-drama picisan seperti itu. Ia menciptakan Keegan yang ternyata mirip Luca dengan versi lebih rapi dan kaya. Bagaimana Jenna sampai hilang ingatan juga memacu rasa penasaran tak berujung yang takkan pembaca dapatkan jika tidak membacanya hingga selesai. Oiyah karakter Alice juga menambah bumbu cerita ini. Selain Lana yang otomatis membuat saya galau begitu membaca nama itu nongol disana (gagal move on :p).

Sekali lagi saya dibuat merinding oleh beberapa bagian cerita ini. Seperti saat Jenna sadar dari kecelakaan dan yang ia ingat hanya Keegan sementara Luca adalah sosok yang dihadapannya. Atau ketika semua ingatannya kembali di hari pernikahannya dengan Keegan yang kemudian merelakannya pergi mengejar takdirnya itu. Sosok dewasa Keegan seperti saya temui pada Remi dalam Perahu Kertas. Selain itu dari namanya, Keegan, penulis gak sedang ngeracik formula nama dari Kugy-Keenan, kan? :p

Hal menarik lainnya saya masih temukan dalam cara penulis mendeskripsikan tempat-tempat dalam kisah ini dengan sangat detail, sehingga saya sendiri bisa membayangkan berada disana. Walau dibantu sedikit dari google images sih :p.

Kematangan menulis makin terlihat disini. Baik pemilihan kata dan artikulasi kalimat yang sambung menyambung menjadi satu itulah Namirasicha, eh. Intinya makin handal penulis muda yang satu ini dalam mematangkan diri lewat karya-karyanya. Two thumbs up! Jangan mudah puas dan jangan berhenti berkarya. Yang dua lagi kapan nih siap di-publish :p

Yaudah daripada monitor readers sekalian pada basah karena saya kebanyakan melet mending post ini diakhiri dengan wahyu pertama: Bacalah! Ya! Bacalah novel ini!

PS (yang bukan kependekan dari PlayStation) :

 *untuk penulis*

‘A Thousand Years’ dan ‘Fate’ yang saya suntik ke otak Dede, sahabat bertukar novel saya itu adalah versi PDF. Maaf saya menyalin dari K.com dan memformat ulangnya menjadi media e-book. Niatnya hanya untuk dokumen pribadi yang bisa dibaca dimana saja kapan saja dari BB saya, namun tetap ada rasa dihati untuk membaginya dengan penggila buku lainnya. I’m so sorry.

Review ini sendiri sudah lama ditulis, bahkan dimulai sejak selesai di chapter terakhir Fate, hanya saja saya memang malas postingnya. Karena sadar, begitu posting ini muncul di halaman blog dan sampai kepadamu, maka tidak akan ada lagi perjumpaan. Ya, setidaknya saya (mungkin) tidak punya lagi alasan berada di halaman mention akun twittermu sekedar nagih chapter berikutnya atau pinky-swear lagi, selain ngotorin timeline kamu mungkin. Saya cerewet soalnya, siapa suruh difollow, hehehe. Tapi apa mau dikata, setiap perjumpaan pasti ada perpisahan, walau hanya lewat tulisan semua itu bisa terjadi. (sikasik, kok mendadak dangdut gini sih)

I just want to know you more

I hope someday I can meet you :)


*untuk readers*

Yang diatas gak usah dibaca, itu untuk penulis. Yaa kalo keburu dibaca abaikan saja. Mending langsung kesini untuk mengikuti kisah gelembung Luca-Jenna. Selamat membaca! J


Categories:

0 comments:

Post a Comment