"Yah, hidup memang selalu terasa lembut dan manis, seperti satu slice tiramisu cake. Jika menikmatinya terlalu banyak, yang ada hanyalah rasa pahit. Namun apabila setiap hal dinikmati sesuai porsinya, maka kelembutan dan rasa manis itu akan bertahan selamanya."
Satu paragraf yang kusuka dari buku ini. Ya, hanya satu paragraf itu, melumpuhkan keluhanku atas seluruh isi buku. Ia cermat diletakkan dua halaman sebelum cover belakang, satu halaman sebelum halaman promo buku lain.
Buku dengan tagline "Cintaku selembut keju, sepahit kopi" ini...
29 April 2013
19 April 2013
Langit terlalu biru untuk tak kita nikmati. Seorang pria merebahkan tubuhnya diatas rumput pinggir lapangan yang sering didatanginya belakangan. Menumbukkan tatapannya pada langit yang bergerak dari sela-sela daun pohon tua. Pramudya menyelipkan earphone di telinganya. Lagu yang sama setiap hari didengarnya. Lagu yang melempar memorinya pada ingatan lalu.
Sepasang perahu kertas bertabrakan di sudut aliran air muka kelas. Pramudya kecil hanya bisa tertawa melihat sepasang perahu kertas itu perlahan tenggelam. Begitu juga yang dilempar...
13 April 2013
Pramudya baru saja mematahkan pensilnya yang ketiga. Senja sudah lewat sejam yang lalu. Besok harusnya libur. Tapi yang ia lakukan hanya bisa bergumam. Lebih mirip desahan dongkol. Ditambah udara lantai enam belas gedung yang tidak menyisakan oksigen untuknya. Di mejanya, laporan belum kelar dan gambar sketsa yang bahkan tidak menyerupai wajah, bertumpuk. Halaman paling muka, kepala bulat telur dengan lebar diatas dan runcing di bawah. Mata serupa parasut bergelantungan yang jatuh di lubang menganga penuh gigi tajam.
Pramudya mendelik ke kotak...
04 April 2013

Ada sebuah kata dalam film yang barusan saya tonton. Kata ini menggangguku hingga menyalanya lampu dan dibukanya pintu keluar studio. Begitu juga pertama kali menatap langit berteman awan, komposisi paling indah dengan warna biru-putih. Sepasang burung melintas di depan pemandangan itu. Meliuk kesana-kemari, menghiraukan angin. Seolah angin tak pernah ada untuk mereka. Mereka bebas menentukan arah kemana sayap mereka menutun. Ya, kata itu adalah...
03 April 2013

Finally, I got to see this movie, Madre. Film besutan Benni Setiawan yang dipercaya sebagai sutradara sekaligus penulis skenario ini, diadaptasi dari buku kumpulan cerpen Dewi Lestari alias Dee. Siapa yang tidak tau kehandalan tulisan wanita yang satu ini, apalagi dijadikan film. Perahu Kertas dan Rectoverso sudah sukses membanjiri bioskop. Saya sendiri sangat suka dengan dua judul film diatas, begitu pula bukunya.
Madre, yang berarti 'ibu'...
Subscribe to:
Posts (Atom)