Email Subscription box byLatest Hack

04 April 2013

Kebebasan

Ada sebuah kata dalam film yang barusan saya tonton. Kata ini menggangguku hingga menyalanya lampu dan dibukanya pintu keluar studio. Begitu juga pertama kali menatap langit berteman awan, komposisi paling indah dengan warna biru-putih. Sepasang burung melintas di depan pemandangan itu. Meliuk kesana-kemari, menghiraukan angin. Seolah angin tak pernah ada untuk mereka. Mereka bebas menentukan arah kemana sayap mereka menutun. Ya, kata itu adalah 'kebebasan'.

Selama ini saya tak pernah berpikir jauh soal arti kata itu. Sampai tadi, kuulang dan terus kuulang. Kebebasan...kebebasan..kebebasan... Apa saya pernah sejenak meraihnya? Apa saya pernah benar-benar merasakan yang namanya kebebasan? 

Pertanyaan itu kemudian mengikutiku sampai ke tempat kerja. Kebetulan salah seorang teman terpaksa tidak bisa hadir di shift yang sama dengan alasan kedukaan. Salah satu keluarganya meninggal barusan. Ah, kematian? Apakah itu berarti kebebasan? Bukankah seseorang yang mati kemudian terbebas dari belenggu dan aturan-aturan dunia yang ini-itu. Jika tidak ini, kita akan itu. Jika begitu, akhirnya kau akan seperti ini. Semua serba aturan. Saking banyaknya, mungkin itu yang membentuk jiwa-jiwa manusia muda dengan kalimat, 'peraturan dibuat untuk dilanggar'. Mereka muak, sesak, terkekang. Itu sebabnya mereka membuat 'peraturan diri' agar terbebas dari aturan yang ada. Saya pernah berada dalam posisi seperti mereka, saya tidak mendapat kebebasan dari melanggar peraturan.

Dari kabar itu juga saya akhirnya berpikir, apakah sekarang saya mendapat kebebasan? Sendiri di kantor, yang jelas diluar jam sibuk seperti ini sangat sepi. Saya bebas melakukan apa saja, sendiri. Main game, dengar lagu sambil nyanyi-nyanyi, pakai modem sepuasnya. Apakah ini kebebasan? Melakukan semau kita sesuai kondisi yang ada memungkinkan semua itu. Tidak, saya sekali lagi tidak merasa ada kebebasan dalam melakukan hal-hal itu. Buktinya, saya masih terus menulis.

Ah, ya! Menulis! Saya sudah menulis beberapa postingan dan beberapa kata untuk proyek lain, dan saya tidak ingin berhenti. Seperti saat saya menambahkan kata dalam kalimat, tanpa sadar saya sudah melakukan sesuatu pada sosok di dalam cerita tersebut. Apakah saya ingin membunuhnya, membuatnya tertawa atau membuatnya murung melihat orang yang ia cintai terluka. Atau ketika saya berbagi dengan orang lain. Atau ketika saya menyelipkan kamu dalam selipan kata pengganti di tengah-tengah tulisan saya. Saya merasa bebas untuk itu, Saya menemukan kebebasan dalam menulis. Seseorang pernah berkata, "Bahagia pasti rasanya jika kita hanya bisa menulis dan menulis. Seperti menjadi diri kita sendiri." Ya, dia benar. Saya merasa menjadi diri saya sendiri ketika menulis. Saya tidak butuh banyak ruang, banyak rupa, bahkan banyak cinta. Dengan kematian, kesunyian, nama kamu diselipan kata, sudah cukup membawaku pada kebebasan mengikuti jari-jemariku.

Menulis... ah, ya... mungkin saya akan melakukannya selama saya mampu. Hal kecil yang membawa saya pada kebebasan.

0 comments:

Post a Comment