Email Subscription box byLatest Hack

20 September 2012

Review - A Thousand Years karya @Namirasicha

Hari ini seperti hari-hari biasa, gak ada kerjaan. Kantor gak manggil, teman pun gitu. Mau keluar tapi duit tinggal seribu kata Goliath T.T

Jadilah saya jalan-jalan di dunia maya saja. Niat nge-post blog terhalang karena entah mengapa, semua web dan launcher blogpost yang saya pakai gak bisa kerbuka. Sekalinya kerbuka malah gak bisa ngepost *tepok jidat*. Maklum saya surfing-nya via handphone.

Alhasil, pilihan berlabuh pada jelajah gak jelas. Sampai pada akhirnya saat saya mengunjungi site yang sudah lama tak saya kunjungi, Kemudian[dot]com. Sebuah situs dimana kita dapat saling share tulisan, baik itu cerita, sekedar puisi atau karya sastra dan dinilai sesama melalui komentar. Tidak butuh waktu lama, saya mendapati sebuah tulisan di halaman utama. Sepertinya baru saja diposting. Yang membuat saya langsung tertarik pada tulisan itu mungkin pertama judulnya, lalu tag-nya.

“A Thousand Years”, begitu tertulis jelas disana. Ya, seperti sebuah judul lagu yang dinyanikan Christina Perri. Lagu yang didalam liriknya, seorang gadis pernah menaruh penantiannya untukku (curcol :p). Kemudian layaknya sepasang kekasih yang bertemu lalu jatuh cinta tiba-tiba, seperti itu saya langsung jatuh cinta pada paragraf pertama.

Keseluruhan postingan ini gaya bahasanya keren. Memasukkan 4 bahasa di dalamnya adalah ide brilian. Dan tidak ada kecacatan dalam bahasa inggrisnya (saya gak ngerti bahasa itali dan belanda :p), kecuali EYD seperti yang dikomentari beberapa orang dihalaman komentar profil gadis belia penulis cerita di situs itu. Tapi bagi saya, gaya bahasa maupun pemilihan kata adalah pure kebebasan penulis. Tak ada batasan, tak ada halangan untuk membiarkannya berimajinasi bermain dalam kata-katanya.

Selain itu, cara penulis menyampaikan detail baik itu tempat, sifat maupun karakter fisik tokoh-tokoh di dalamnya sangat baik. Dengan bantuan penjelasan itu kita, pembaca, sudah bisa berimajinasi dengan rupa tokoh yang bisa kita bentuk sendiri dalam benak masing-masing. Saya sendiri menggambarkan Jenna seperti Cathy Sharon versi-agak-gemukan, Luca seperti Prince Luca Blight dari tokoh antagonis game Suikoden (gak tau kenapa yang kepikiran karakter itu, mungkin karena sama nama dan rambutnya yang juga awut-awutan -__-“). Atau bagaimana tempat-tempat itu dalam benak saya. At least, everything is drawn so clearly.

Yang kurang mungkin hanya jalan ceritanya yang mudah ditebak. Seperti saya yang sudah menemukan intrik Luca-Claudia-Marco sebelum sampai di point itu. Atau kejadian Marco menjelang pernikahan. Tapi penulis tetap meletakkan intrik-intrik tersebut dengan tepat dengan gaya bahasa yang khas serta dalam penyampaian yang menarik. Jadi sekali lagi saya berdecak kagum dari segi plot cerita.

Beberapa point dari plot ceritanya sendiri benar-benar membuat saya terbawa ke dalamnya. Seperti saat saya ketawa ngakak (yang disusul teriakan Ibu saya dari ruang tamu “Restu kamu gak kesurupan, kan?”) saat percakapan telepon Luca-Edo saat Edo mau nyomblangin Luca ke Luna. Atau saat mendadak terenyuh saat adegan Luca yang baru sadar saat kecelakaan dan yang pertama dia dapati dihadapannya adalah Jenna.

Saya juga jatuh cinta pada character-vision-story (isitlah yang baru ditemukan oleh saya sendiri sekitar semenit yang lalu) yang jadi garis besar cerita ini. Penulis menjelma menjadi semua karakter dari ceritanya. Seolah ia berperan menjadi setiap tokoh disana.

Sayang saya udah lupa akun saya untuk login ke site itu, tapi kalo boleh ngasih point. Saya kasih 8,5 dari 10. Well, you must try harder Sicha :)

Oiyah, sedikit tentang penulis, ternyata masih abg-pake-banget, baru lulus SMA bulan Mei kemarin (modal ngintip blognya :pV). Parasnya juga gak kalah menarik sama ceritanya >.<

Yang penasaran dan tertarik ingin membaca sendiri kisah “A Thousand Years” ini, bisa cus ke link berikut :

A Thousand Years

Blog pribadi penulis sendiri bisa diakses di Her Magnifico World

Kali aja mau comment atau review langsung bisa follow sekaligus mention ke @Namirasicha #inibukanpromote :pV

Pesan saya buat semua yang baca review ini, kalian harus baca kisah gelembung Jenna-Luca dalam “A Thousand Years” ASAP!

Dan buat Sicha, kamu HARUS buat cerita ini jadi buku! HARUS! *capslock ngadat*

Saya orang pertama yang HARUS punya buku kamu *maksa*

I’ll wait for ‘Fate’ and 2 more. Nice work, keep writing ;)
Categories:

0 comments:

Post a Comment