Silent But Deadly
Ska With Klasik
Efek Rumah Kaca
Souljah
...
30 January 2013
27 January 2013

Saya sedang jalan-jalan di blog teman dan mendapatinya rajin menulis dengan tema "menulis surat". Ternyata ia mengikuti sebuah kegiatan di social network. Ia rajin benar menulis surat untuk orang-orang disekitarnya. Kupikir, kenapa tak ia sampaikan langsung saja? Kupikir, lagi, mungkin ia tak bisa menyampaikan langsung. Lalu, aku tergugah juga untuk menulis "surat" untuk seseorang yang tak bisa kusampaikan secara langsung sebuah perasaan. Perasaan...

Dari sebuah perbincangan lepas dengan beberapa teman, muncul sebuah teori dalam benakku. Mungkin juga dalam benak mereka setelah pertemuan itu. Kuberi saja nama, "tempat pulang".
Sesuatu yang pergi, harus pulang. Begitu juga hati. Setiap hati yang pergi selalu mencari rumahnya. Sekedar untuk berteduh atau menenggalamkannya dengan hujan. Setiap hati, akan menjadi tempat pulang dari hati hati yang terus pergi. Menunggu kepulangan hati kesayangan...
Saya belakangan selalu merasakan rindu. Tapi, rindu akan apa? Kemudian pertanyaan itu mewakili pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang terus muncul.
Aku tak memungkiri, aku rindu kecupan dan pelukan hangat. Aku rindu orang-orang yang pernah di dekatku. Aku rindu komunitas yang membesarkanku. Aku rindu sebagian dari masa lalu. Masa jaya maupun masa jatuh.
'Kau tak akan bisa maju jika terus berpikir ke belakang', kata sebagian orang. Bukannya masa lalu lah yang membentuk kita sekarang? Harusnya memang kita melihat kebelakang biar tidak terjerumus...
Subscribe to:
Posts (Atom)