Email Subscription box byLatest Hack

27 January 2013

Tempat Pulang

Dari sebuah perbincangan lepas dengan beberapa teman, muncul sebuah teori dalam benakku. Mungkin juga dalam benak mereka setelah pertemuan itu. Kuberi saja nama, "tempat pulang".

Sesuatu yang pergi, harus pulang. Begitu juga hati. Setiap hati yang pergi selalu mencari rumahnya. Sekedar untuk berteduh atau menenggalamkannya dengan hujan. Setiap hati, akan menjadi tempat pulang dari hati hati yang terus pergi. Menunggu kepulangan hati kesayangan mereka.

Aku punya tempat pulang. Mungkin, aku juga tempat pulang baginya.

Apapun yang terjadi, kebetulan selalu menempatkan kita bersama. Tentang pertama kita bertemu, adalah sebenar-benarnya karena temanmu yang cantik itu sebelum aku berhenti di kamu. Sebuah kebetulan.

Lalu, kebetulan lain ketika jalan depan bangunanku mencari nafkah selalu kau lewati sebelum bercumbu. Aku selalu berdiri disana, dan kau selalu berbalik kearahku dalam limapuluh kilometer per jam. Hanya sekian detik, senyummu kemudian lebur dalam senyumku yang tak kalah lebar. Apa daya, kita punya tempat singgah lain saat itu.

Kebetulan lain, aku bertemu denganmu kembali, melalui jejaring sosial paling ramai saat ini. Sebenarnya, aku sudah lama menemukanmu. Seseorang nge-twit sebuah pertanyaan dan aku memberikan informasi. Butuh sekian detik sampai aku ngeh bahwa di bio orang itu terdapat nama akunmu. Hihi.

Kita juga suka berada di satu takeaway cafe yang menyiapkan kopi siap saji yang sama, walau kita punya rasa yang beda. Rasamu sekarang jadi favoritku, selalu menginspirasiku untuk menulis, dan mengingatmu.

Secara kebetulan pun, panggilan kita bermula dari rambut. 'Tak mungkin tak ada perasaan jika masing-masing dari kalian sudah memanggil dalam sebuah panggilan', ucap seorang sahabat. Kupikir disana aku baru sadar, utuh, bahwa kau selalu punya tempat dihati. 

Kau selalu menjadi tempat pulang. 

Aku ingin pulang lebih lama. 

Nanti, jika kau sudah siap untuk pulang.

0 comments:

Post a Comment