Email Subscription box byLatest Hack

27 March 2013

Review 'See You When I See You' karya Namirasicha


Cinta dan persahabatan adalah bumbu paling sedap dalam tulisan. Ide ini diterapkan Namirasicha dalam karya terbarunya, See You When I See YouBumbu sedap nan sederhana ini dilengkapi dengan kisah cinta segitiga yang rumit, dipanaskan dengan konflik cerita dan plot yang tak berubah dari cirri khas penulisnya, dan dihidangkan dengan detail matang.

See You When I See You, sebuah kisah yang bercerita tentang 4 sahabat, Cheryl, Benji, Jemima dan Ezra. Keempatnya sudah terikat persahabatan sejak kecil, especially, Benji dan Cheryl yang sudah bersama sejak sekolah dasar.

Cewek dan cowok selamanya tak akan bisa menjadi sekedar sahabat, pesan dalam kisah ini. Kau tidak tau kapan kau akan menaruh hati kepada sahabatmu, bahkan kau tidak tahu sahabatmu menyimpan rasa yang sama. Hanya saja mewujudkan perasaan itu bukan hal yang mudah. Belum lagi, masing-masing dari mereka memiliki mimpi yang ingin diwujudkan. Akhirnya, persahabatanlah yang akan dikorbankan. Itulah yang terjadi pada keempat sahabat ini.

Pada akhirnya, mereka harus bertarung dengan perasaan dan egonya masing-masing. Apakah mereka akan tetap menjaga lingkaran persahabatan itu, atau malah melewati batas dengan meluapkan segala perasaan. Kalau penasaran dengan kisah 4 sahabat ini dalam mengejar mimpi dan cintanya, kamu wajib baca novelnya. Jangan harap nyari di Gramedia bisa dapat, karena emang belum masuk disana :p

Basically, kisah ini terdengar biasa saja. Cinta segitiga bukannya yang paling sering diangkat dalam cerita, baik buku maupun film? Hanya saja, kemasan kisah cinta segitiga dalam See You When I See You dikemas apik dengan mempermainkan rasa penasaran pembaca. Penulis sukses dengan ide (jahil) awalnya, membingungkan pembaca.

Penciptaan karakter juga berlaku sangat baik. Mengarahkan 4 karakter utama dan beberapa karakter tambahan sepertinya mudah saja didirect si penulis. Detail tempat juga menjadi cirri khas penulis. Sicha- begitu ia akrab dipanggil- mampu menggambarkan bentuk ruang dalam cerita dengan baik. Pembaca dengan mudah dapat berimajinasi membayangkan tiap kejadian dalam kisah ini. Saya harus googling dulu saking penasaran dengan keindahan tempat-tempat yang disebutkan di dalam. (hehe) Kesannya, saya tidak hanya membaca novel, tapi juga seperti menonton film. Kayaknya bias penulis yang satu ini direkrut untuk nulis skenario :p

Dari semua kelebihan cerita ini, kekurangannya hanya di detail waktu. Alur waktu kadang melompat terlalu cepat tanpa tambahan detail. Efeknya,pembaca akan merasa sedang berada di suatu tempat, dalam beberapa kedipan, sudah di tempat lain dengan suasana berbeda. Begitu juga untuk ending, sepertinya berjalan dengan lambat. Tapi untuk pembaca yang suka dengan genre tulisan romance seperti ini, malah akan menjadikannya senjata terbaik untuk meningkatkan rasa penasaran.

Overall, this is an A story. A not for point, it for Awesome! Dibuat lebih padat dari dua cerita sebelumnya tapi tidak kalah menariknya. Oh iya, dan jika kamu mengikuti karya-karya Sicha, ada kejutan menggelitik di See You When I See You. *ihhik*

NB ( buat penulis ) : Banyak typo di tulisan ini :3

Categories:

0 comments:

Post a Comment