Email Subscription box byLatest Hack

25 October 2015

Kapan ke Jakarta lagi? (2)

Sore itu jalanan masih hectic seperti biasa. Menyempatkan singgah di kedai siap saji ini bukan pilihan utama. Hanya salah satu cara membunuh waktu menunggu kabar. Bagi Pram, tempat itu seperti surga dunia sekaligus neraka baginya. Menyantap burger favoritnya, yang baru saat itu ia sadar, menyajikan menu baru dua kali lebih tebal. Matanya kosong menatap keluar jendela kaca besar. Seakan merasa ada yang salah, ia tertunduk. Ia hampir tidak bisa melihat kakinya saat itu. Perut buncit bukan lagi kebanggannya. Harapannya tentang gemuk, jauh dari...