Email Subscription box byLatest Hack

22 June 2013

Cerita Mati

Aku pernah berjanji padamu dalam hati, aku tak akan melupakanmu sampai mati. Ah, tampaknya itu hanya cerita basi. Kau lebih memilih tidur dengannya dengan alasan permainan yang ingin kau nikmati. Bergelut dalam selimut berpelangi dengan keringat dan wajah merona pasi.

Aku tidak pernah membenci masa itu. Ketika kau lebih memilih satu dan itu bukan aku. Lalu berpetualang mencari madu. Lalu kau malu-malu. Tiga tahun kuhabiskan menunggumu. Kupikir itu hanya bayangan semu yang kemudian kau taburkan seraya garam diatas semua lukaku. Ah, masa lalu.

Aku punya pesan yang tak pernah kau baca. Aku tak tahu jika kau punya serupa. Biar aku coba, "Aku pernah berjanji padamu dalam hati, aku tak akan melupakanmu sampai mati." Tapi, itu hanya pesan belaka. Bukan nyata jika tak pernah terungkap adanya. Hanya disimpan dalam hati lalu meresap dalam dada. Menjalari urat syaraf, membutakan mata. Menutup semua pintu cinta lewat sentuhan dan tegukan kata-kata yang tak sempat keluar dalam sapa.

Aku ingin sekali mengatakan, "Aku pernah berjanji padamu dalam hati, aku tak akan melupakanmu sampai mati," ketika terakhir kau datang ke kota ini. Tapi bukan itu yang seharusnya terjadi.

Ada yang seharusnya terjadi, namun lebih baik tak terjadi. Saat semua tak seharusnya...
Categories:

0 comments:

Post a Comment